Menghadapi Kritikan

ita semua pasti pernah mengalami hal ini; mendengar kritikan dari orang lain. Baik terhadap apa yang kita ucapkan maupun yang kita kerjakan. Sesuatu yang wajar sebenarnya, karena kita sebagai manusia sering terpeleset dan bersalah. Juga karena kita hidup berdampingan dengan sesama, dalam komunitas yang heterogen. Namun bagaimana jika kritikan telah berubah menjadi cemoohan, hinaan atau bahkan, gangguan fisik?

Selalu Ada Kritikan
Jika kita bertanya, mengapa harus ada kritikan bagi kita, jawabnya: karena dalam komunitas yang heterogen itu pasti akan ada perbedaan tarikan kepentingan. Begitu sunnatullahnya. Dan bisa jadi, persinggungan berbagai kepentingan yang ada, terjadi secara langsung karena berbeda secara prinsip. Dalam komunitas sosial, kritikan bisa saja bermakna tanggapan orang lain atas setiap pilihan kita, ucapan maupun perbuatan. Baik sebagai tanda persetujuan maupun pertentangan.

Bagi yang setuju, kritikan bisa datang dari orang-orang yang berniat baik. Mereka menginginkan kita menjadi lebih baik. Mungkin kita kurang sempurna dalam mengerjakan sebuah amal, tampak kurang ikhlas, atau bahkan sudah demikian baiknya sehingga perlu waspada terhadap munculnya perasaan ujub (bangga diri) dan takabur (sombong).

Bagi yang tidak setuju, kritikan bisa jadi muncul karena ada sesuatu dalam diri kita yang membuat mereka kesal, marah dan sakit hati; kita unggul dalam kebaikan, keilmuan, perilaku shalih, atau harta. Karena kita memberi, memperbaiki, membangun dan mempengaruhi orang lain. Karena kita memiliki sesuatu, maka kita memiliki harga. Dan harga keshalihan adalah kebencian orang-orang fajir. Juga kecaman mereka. Bukankah tidak ada yang

mendengki orang hina, yang memang tidak punya apa-apa untuk dicemburui? Bukankah orang yang tiarap tidak akan jatuh, dan semakin tinggi sebuah pohon, semakin kencang angin yang menerpa?

Seperti ungkapan seorang penyair;

Niscaya terhadap orang-orang mulia itu selalu ada pendengki

Dan tidak kau jumpai orang-orang hina didengki

Akan selalu begitu sampai kita berpisah atau mereka memahami pilihan-pilihan kita.

0 komentar: